Saturday, December 22, 2012

Generasi Terbaru Netbook ASUS "Vivo Book" Netbook Touch Screen dgn OS Windows 8, Feel The Touch Feel the Sensation !!

      ASUS Kembali memperkenalkan generasi Notebook terbarunya yaitu seri VivoBook bersamaan dengan hadirnya system operasi Windows 8. Hadirnya Microsoft Windows 8 ini juga membawa cara menggunakan notebook yang berbeda dari sebelumnya. Dahulu Anda hanya menggunakan perangkat ini dengan keyboard dan touchpad atau mouse. Kehadiran Windows 8 membuat perangkat notebook ini dapat di gunakan seperti layaknya sebuat tablet yang sedang booming dan sangat digandrungi saat ini.




Sejalan perkembangan teknologi dimana pengguna perangkat komputasi dan mobile semakin membutuhkan perangkat yang intuitif dan memiliki metode input yang sangat memudahkan pengguna, ASUS menawarkan pengalaman luar biasa pada produk VivoBook.

Seluruh tipe VivoBook menggunakan panel layar sentuh multy-point yang responsif, dan dilengkapi juga dengan touchpad yang lebih luas dibandingkan dengan notebook dikelasnya, Teknologi ASUS Smart Gesture yang memungkinkan input haptic yang memanfaatkan sentuhan yang diberikan penggunanya pada produk ini yang memungkinkan penggunanya untuk menghadirkan pengalaman yang memuaskan.

ASUS VivoBook memang di desain untuk mengoptimalkan sistem operasi Windows 8, ASUS VivoBook tampil elegan, handal dan memiliki desain yang  sangat ramping sehingga mudah dibawa kemana-mana. selain itu VivoBook S200 dan S400 juga hadir dengan media penyimpanan cloud atau WebStorage sebesar 32GB yang bisa dinikmati selama 3 tahun secara cuma-cuma. Berikut ini spesifikasi lengkap ASUS VivoBook.

Asus Vivobook S200 memiliki tampilan yang simpel dan elegan dengan bobot 1,4 kg menjadikannya netbook yang ramping dan easy going, mengusung layar 11,6 inch 16:9 HD (1366x768) LED backlit dibekali dengan prosesor intel generasi ke-3 atau yang sering dikenal dengan ivy bridge, yang dikenal handal irit dalam pemakaian listrik sehingga kita tidak usah khawatir baterai cepat habis. Untuk pengolahan grafis Vivobook S200 Memiliki VGA integrated (intel HD 4000) cukup yahud untuk main game dan untuk memutar video HD. Vivobook S200 didukung dengan RAM 1333MHZ/ DDR3 4GB, sehingga handal dalam hal multi tasking. Media penyimpanannya cukup besar yaitu 500GB 5400rpm. Dibekali juga dengan battery polymer  atau sering dikenal dengan battery Li-po (litium polymer) yang merupakan generasi battery terbaru yang ramah lingkungan dan 3x lebih awet dibanding battery Li-ion. Asus VivoBook juga telah Dibundling dengan Windows 8 original.
VivoBook S200
Spesifikasi Asus Vivo Book S200 :
   Processor : Intel Dual Core CPU; Intel Core i3-3217U CPU
   Sistem Operasi : Windows 
   Layar : 11,6 inchi 16:9 HD (1366 x 768) LED backlit
   Graphics : Integrated
   Memori : 1333MHz DDR3 4GB
   Hard drive : 500GB, 5400rpm
   Optical drive : N/A
   Dimensi : 30.3cm x 20.0cm x 2.17cm
   Bobot : 1.40Kg (with 38W/h polymer battery)


Sedangkan untuk Asus VivoBook S400 akan mengusung tampil lebih besar dengan mengusung   layar 14 inch 16:9 HD (1366x768) LED backlit. Dibekali juga dengan prosesor intel generasi ke 3 (ivy bridge) Intel core i3 3217U/i5 3317U, graphics Intel HD Graphics 4000, memory 4GB, storage 500GB + 24GB SSD cache, Battery polimer (Li-po) serta di bundling dengan Windows 8 original.



Spesifikasi Asus VivoBook S400
   Prosesor : Intel Core i3-3217U CPU; Intel Core i5-3317U CPU
   Sistem Operasi : Windows 8/Windows 8 Pro
   Layar : 14 inchi 16:9 HD (1366 x 768) LED backlit
   Graphics : Integrated
   Memori : 1600MHz DDR3 4GB
   Hard drive : 500GB 5400rpm + 24GB SSD (cache)
   Optical drive : N/A
   Dimensi : 33.9cm x 23.9cm x 2.1cm
   Bobot : 1.8Kg (with 44W/h polymer battery)

Kualitasnya Nggak usah diraguin lagi Gan, Produk ASUS terkenal awet plus garansi 2 tahun kalau soal harga VivoBook S200 di bandrol US$ 479 sedangkan VivoBook S400 di bandrol US$  699 sesuai dengan spesifikasi yang digunakan. Gimana cukup terjangkau kan gan ?? Tertarik Memiliki netbook keren dan handal ini ??? 
Recomended banget buat Agan sekalian ...

Satu lagi Produk terbaru Asus yaitu Asus X201


ASUS meredefinisi kembali kategori netbook yang sangat populer di industri komputer pada beberapa tahun belakangan ini.Selain telah memanfaatkan prosesor yang ditujukan untuk segmen notebook dan kapasitas memori yang rata-rata dimiliki oleh produk notebook mainstream, ASUS juga menempatkan berbagai teknologi mutakhir pada netbook X201. Ini bertujuan agar X201 menghadirkan definisi baru bagi sebuah netbook masa kini. ASUS X201 kini diperkuat dengan  prosesor Intel Dual Core, Grafis Intel® HD, dan RAM sampai dengan 4GB sehingga cocok untuk bekerja, bermain dan menikmati multimedia,


ASUS X201 hadir dengan desain ultra tipis dan ultra ringan. Dengan bobot hanya 1,2 Kg dan ketebalan hanya 2,1cm, netbook ini menjadi sangat cocok digunakan bagi mereka yang trendy dan mobile.



ASUS X201 juga tampil sempurna dengan engsel tersembunyi, casing bertekstur serta hadir dalam 4 pilhan warna yang sangat menawan, yaitu peach, hitam, biru laut, dan putih elegan. Dari sisi teknologi, berbagai fitur mutakhir dihadirkan demi meningkatkan standar dari sebuah produk netbook. Sebagai contoh, meski berukuran mungil dan ringkas, ASUS X201 dilengkapi dengan teknologi Audio terbaik dari ASUS Sonic Master Lite. Teknologi ini akan menghasilkan suara yang lebih kuat, jernih dan luas, jauh lebih baik dibandingkan dengan kualitas audio yang biasa dihadirkan oleh produk netbook pada umumnya. ASUS X201 juga memiliki fitur Instant On yang membuatnya mampu menyala dalam 2 detik dari kondisi sleep. Pengguna juga tidak perlu khawatir saat akan meninggalkan netbook ini dalam kondisi sleep karena baterai yang tersedia mampu memasok daya hingga 15 hari.



Asus X201 dilengkapi dengan teknologi ASUS Super Hybrid Engine II mampu membuat X201 melakukan backup secara otomatis jika sisa energi yang tersedia di baterai mencapai titik 5 persen. Dari sisi baterai, ASUS X201 telah menggunakan baterai polimer yang memiliki daya tahan 3 kali lebih panjang dibandingkan dengan baterai tipe Li-Ion. Selain itu, Untuk menampung data, selain melalui media penyimpanan yang tersedia di dalam X201 pengguna juga bisa memanfaatkan layanan penyimpanan data (cloud storage) sebesar 32GB di ASUS Web Storage. 


ASUS X201


Spesifikasi

CPU : Intel ® Dual Core
Chipset : HM70
Main memory : On Board DDR3 4G
Display : 11.6" LED Backlight HD screen (1366X768, Glare)
Operating system : DOS
Storage : 320GB HDD
Card reader : SD Card (SD(SDHC/SDXC, 2TB)
Connectivity : 802.11 b/g/n, On board 10/100/1000 Mbps Ethernet

Battery : pack Slimmer and Eco-friendly Li-Polymer battery; 5hrs
Dimensions : 303 (L) x 200 (W) x 21.2 (H) mm, 1.2Kg


ASUS X201 tersedia di kisaran harga USD305. Murah banget tapi g murahan kan gan ??? hehehehe

Tuesday, December 18, 2012

CANDI SUKUH : Candi Misterius Nan Eksotis


Sejarah Candi Sukuh
       Para pakar sejarah kepurbakalaan termasuk para arkeologi hingga kini belum mengetahui secara tepat siapa dan kerajaan mana yang membangun Candi Sukuh. Melalui motif – motif pada reliefnya, mereka hanya berspekulasi bahwa candi ini merupakan perpaduan antara kebudayaan kerajaan majapahit menjelang keruntuhanya dengan sebuah kerajaan lain di jawa.
Berdasarkan catatan pada arsip – arsip kuno, ketika diketemukan batu – batu dan patung- patung candi ini berserakan, tidak terawat. Banyak di antara batu – batuan dan patung- patung telah hilang. Pada tahun 1815 semasa pemerintahan Sir Thomas Stamford Raffles, Residen Johhson di Surakarta memerintahkan pencarian dan pengumpulan data guna penulisan “The History of Java”.  Demi tujuan inilah kemudian studi tentang berbagai candi di jawa dan tempat – tempat lainya di Indonesia di lakukan.


            Berdasarkan relief dan ukiran huruf – huruf di bagian candi yang bertuliskan “ Gapura Bhuto Anguntal Jalma” atau “ seorang raksasa memangsa manusia”, melalui lambang condro sengkolo dalam kalender jawa ( gapuro=gerbang angka 9, bhuto=raksasa angka 5, anguntal=memangsa angka 3, jalmo=manusia angka 1, jika di balik akan diperoleh angka 1359 tahun saka atau menjadi 1437 masehi- selisih 78 tahun ) diketahui bahwa candi ini dibangun pada abad ke XV.
            Candi Sukuh merupakan candi erotis di pulau jawa. Bagi pengunjung daya tarik dan pesona candi ini nampaknya berasal dari patung- patung serta relief yang menggambarkan alat kelamin pria dan alat kelamin wanita. Ini logis karena Candi Sukuh sejauh ini merupakan satu- satunya candi erotis yanng ditemukan di pulau jawa. Bentuk candi ini pun di bagian depan menjorok berbentuk organ Vagina manusia.
            Beberapa patung dan reliefnya menampilkan orang- orang yang tidak berbusana ( bugil ). Pada gerbang utama candi kita dapat menyaksikan relief organ seks lelaki berhadapan satu sama lain dengan organ seks perempuan secara realitas. Sekalipun demikian relief ini dihiasi dengan semacam rangkaian karangan bunga atau semacam rantai- rantai perhiasan. Dengan ini kita bisa tahu bahwa seks seseungguhnya merupakan sesuatu yang penting dan hubungan seks yang sah merupakan sesuatu yang suci ( sakral ).
Dengan adanya relief dan patung tersebut membuktikan bahwa Candi Sukuh juga digunakan sebagai pemujaan roh nenek moyang atau leluhur, sebagai media komunikasi dengan para Dewa dan juga sebagai makam.

Struktur bangunan Candi sukuh
Bentuk candi Sukuh yang berupa trapesium memang tak lazim seperti umumnya candi-candi lain di Indonesia. Sekilas tampak menyerupai bangunan suku Maya di Meksiko atau suku Inca di Peru. Candi ini juga tergolong kontroversial karena adanya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.
Struktur candi sukuh tidakl seperti candi-candi lain di jawa boleh dikatakan candi Sukuh  menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya. Di dalam buku itu diterangkan bahwa bentuk candhi harus bujur sangkar dengan pusat persis di tengah-tengahnya, dan yang ditengah itulah tempat yang paling suci. Sedangkan ikwal Candi Sukuh ternyata menyimpang dari aturan-aturan itu, candi sukuh pusatnya tidak berada di tengah namun berda di bagian paling belakang 

Candi Sukuh dibangun dalam tiga susunan loka /trap (teras), yaitu:
Loka pertama
Gapura ini berukuran tinggi 8 m, lebar 12 m. Terletak di lantai satu atau gapura pembuka. Pada saat menapaki gapura pertama, yang mula – mula tampak adalah batu- batuan berundak yang merupakan karekteristik periode masa zaman prasejarah dengan bangunan megalitiknya.
Terdapat ukiran seekor burung Garuda dengan sayap terbuka sedang mencengkeram dua ekor naga. Burung Garuda merupakan wahana sang Dewa wisnu sedangkan naga adalah anak - anak Dewi Kadru. Relief ini berkaitan dengan kisah sang Garuda putra Dewi Winata yang sedang mencari Tirta Amerta ( air kehidupan ).                 
Di ambang pintu masuk bagian depan dan belakang terdapat relief kepala kala yang bentuknya sangat berbeda dengan kala di candi lain. Kepala kala di sukuh di gambarkan berjanggut panjang dan dipahat relief makara yang lazimnya dijumpai di sebelah kanan dan kiri pintu masuk sebuah candi.
Pada gapura ini ada sebuah candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi gapura buta abara wong. Artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Gapura sang raksasa memangsa manusia”. Kata-kata ini memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka atau tahun 1437 Masehi.
Di bagian ini terdapat gambar Vagina (yoni) dan Penis (lingga) yang menurut filosofis hindu lingga dan yoni ini mengandung 3 makna yang berhubungan dengan kepercayaan jawa kuno yanng sudah mentradisi di masyarakat, memberikan makna bahwa manusia ada karena adanya Penis dan Vagina atau akibat persetubuhan kedua makhluk, memilki kuasa penghalau roh – roh jahat atau makhluk halus kasat mata. .
 Di bagian belakang pintu gerbang pertama di sebelah kiri terdapat tumpukan batu- batu berukir tetapi posisi awalnya belum diketahui dengan pasti. Masih tersisa sebuah meja, batu penjuru atau batu sendi ( umpak- jawa ). Dengan adanya batu penjuru di sini patut di duga semula ada sebuah bangunan rumah di atasnya.
Loka kedua
Gerbang ini berukuran tinggi 4 m, lebar 60 cm. Pintu gerbang loka kedua sudah rusak. Dikanan kiri gerbang yang lazimnya terdapat dua patung penjaga gerbang (dwarapala) masih di jumpai dua patung penjaga pintu berwajah menyeramkan namun tidak begitu jelas posturnya. Demikian pula pintu gerbang untuk menuju loka ketiga sudah rusak, tidak beratap serta tidak banyak di jumpai patung- patung disini.
Loka ketiga
Pada teras ketiga ini terdapat pelataran besar dengan candi induk dan beberapa relief di sebelah kiri serta patung-patung di sebelah kanan. Jika para pengunjung ingin mendatangi candi induk yang suci ini, maka batuan berundak yang relatif lebih tinggi daripada batu berundak sebelumnya harus dilalui. Selain itu lorongnya juga sempit. Konon arsitektur ini sengaja dibuat demikian. Sebab candi induk yang mirip dengan bentuk vagina
Untuk mencapai loka ketiga yang merupakan candi induk yang sangat di sakralkan pengunjung harus melalui batuan berundak yang relatif lebih tinggi di banding batu berundak sebelumnya. Belum lagi lorongnya amat sempit. Ini menyulitkan pengunjung terutama kaum wanita. Tampaknya ini memang disengaja di buat sebagai bagian dari ritual keagamaan pada waktu itu dengan menciptakan sejenis ujian khususnya bagi kaum hawa untuk mengetahui apakah seseorang masih gadis atau sebaliknya. Konon, ketika seorang gadis mengalami pendarahan pada selaput daranya mendaki batu undak dapat dipastikan ia masih suci. Sebuah legenda menuturkan bahwa apabila seorang gadis telah melakukan hubungan seksual pranikah sebelumnya, ketika ia melangkah batu undak ini kain yang dipakainya akan robek atau bahkan terlepas.
Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyan, dupa dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masing sering dipergunakan untuk bersembahyang.

Candi utama pada Candi Sukuh bentuknya trapesium Dengan struktur bangunan seperti ini Candi Sukuh dikatakan kembali menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya. Di dalam buku itu diterangkan bahwa bentuk candhi harus bujur sangkar. Hal tersebut bukanlah suatu yang mengherankan, sebab ketika Candi Sukuh dibuat, era kejayaan Hindu sudah memudar, dan mengalami pasang surut, sehingga kebudayaan asli Indonesia terangkat ke permukaan lagi yaitu kebudayaan prahistori jaman Megalithic, sehingga mau tak mau budaya-budaya asli bangsa Indonesia tersebut ikut mewarnai dan memberi ciri pada candhi Sukuh ini. Karena trap ketiga ini trap paling suci, maka maklumlah bila ada banyak petilasan. Seperti halnya trap pertama dan kedua, pelataran trap ketiga ini juga dibagi dua oleh jalan setapa yang terbuat dari batu. Jalan batu di tengah pelataran candi ini langka ditemui di candi-candi pada umumnya. Model jalan seperti itu hanya ada di “bangunan suci” prasejarah jaman Megalithic
Di sebelah selatan jalan batu, di pada pelataran terdapat fragmen batu yang melukiskan cerita Sudamala. Sudamala adalah salah satu 5 ksatria Pandawa atau yang dikenal dengan Sadewa. Disebut Sudamala, sebab Sadewa telah berhasil “ngruwat” Bathari Durga yang mendapat kutukan dari Batara Guru karena perselingkuhannya. Sadewa berhasil “ngruwat” Bethari Durga yang semula adalah raksasa betina bernama Durga atau sang Hyang Pramoni kembali ke wajahnya yang semula yakni seorang bidadari.di kayangan dengan nama bethari Uma Sudamala maknanya ialah yang telah berhasil membebaskan kutukan atau yang telah berhasil “ngruwat”.Adapun Cerita Sudamala diambil dari buku Kidung Sudamala
Pada lokasi ini  terdapat dua buah patung Garuda yang merupakan bagian dari cerita pencarian Tirta Amerta yang terdapat dalam kitab Adiparwa, kitab pertama Mahabharata. Pada bagian ekor sang Garuda terdapat sebuah prasasti. Kemudian sebagai bagian dari kisah pencarian Tirta Amerta (air kehidupan) di bagian ini terdapat pula tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan penjelmaan Dewa Wisnu..Candi utama yang berbentuk piramida yang puncaknya terpotong melambangkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari Tirta Amerta

Fungsi Candi Sukuh
Dari tempat asalnya, fungsi candi merupakan bangunan suci untukpemujaan/upacara ritual kepada para dewa. Setibanya di Nusantara fungsi candi tidak hanya difungsikan untuk pemujaan (bangunan suci) tetapi juga untuk tempat perabuan (pemakaman). Dimasa kerajaan HinduBudha berjaya ditanah air, jenazah para raja yang diyakini sebagai titisan dewa setelah dikremasi (diperabukan=dibakar ditanam di candi pada suatu wadah yang disebut peripih. Dalam istilah kuno proses ritual demikian diistilahkan dengan kata dicandikan, artinya dimakamkan di candi
Fungsi candi sukuh sendiri adalah sebagai pemujaan, jadi tidak heran jika masih ada masyarakat yang datang untuk melakukan pemujaan. Di candi ini ada ritual mistisnya tidak kurang juga wisatawan mancanegara khususnya para wanita yang tampak kurang berkenan dengan penjelasan yang berkenaan dengan ritual yang berhubungan dengan seks di Candi Sukuh ini. Yang pertama tentang adanya sekelompok orang yang berbondong- bondong datang pada bulan purnama dan kemudian membentuk lingkaran dengan membawa lilin dan kemenyan serta menaikan doa- doa pujian untuk memohon kekuatan jasmani dan rohani. Ritual ini berlangsung hingga larut malam. Konon disebutkan pula adanya ritual mistis berupa persenggamaan di sebuah altar candi, dan uji keperawanan (virginitas) seseorang pada masa itu. Ritual lagi yang mungkin sampai sekarang masih yaitu tentang Suwuk, Ruwatan atau Ngruwat.

Kesimpulan
Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Lawu. Letaknya di tempat ketinggian dan sulit dicapai menunjukan semangat religius yang tinggi para pendukungnya. Prasasti yang ditemukan menunjukan abad XV atau masa kerajaan Majapahit oleh Raja Brawijaya V yang berkuasa di Jawa Tengah. Ditinjau dari latar belakang pendirian candi sukuh adalah untuk menunjang kegiatan upacara agama hindu. Hal ini juga dapat menjadi bukti keberadaan dan kelangsungan pengaruh india yang ikut memperkaya kebudayaan indonesia. Ornamen- ornamen dan relief – reliefnya menunjukan hal – hal yang dilakukan manusia dan cerita tentang Kidung Sudamala. Seperti pada ukiran gerbang pertama ada relief burung garuda dan relief alat kelamin perempuan dan laki- laki di lingkari oleh rantai. Hingga ke candi induk reliefnya yang mungkin saja kalau jarang mellihat akan menjadi jijik karenanya. Pemilihan tempat yang berada dilembah yang digunakan untuk melaksanakan upacara keagamaan hindu mencerminkan adanya kesinambungan budaya antara kepercayaan tradisional dengan kebudayaan hindu.
Candi sukuh memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh candi-candi lain srtruktur bangunannya boleh dikatakan menyalahi pola dari buku arsitektur Hindu Wastu Widya. Di dalam buku itu diterangkan bahwa bentuk candhi harus bujur sangkar dengan pusat persis di tengah-tengahnya, dan yang ditengah itulah tempat yang paling suci. Sedangkan ikwal Candi Sukuh ternyata menyimpang dari aturan-aturan itu, hal tersebut bukanlah suatu yang mengherankan, sebab ketika Candi Sukuh dibuat, Era kejayaan Hindu sudah memudar, dan mengalami pasang surut, sehingga kebudayaan asli Indonesia terangkat ke permukaan lagi yaitu kebudayaan prahistori kebudayaan Megalithik, sehingga mau tak mau budaya-budaya asli bangsa Indonesia tersebut ikut mewarnai dan memberi ciri pada candhi Sukuh ini. pada trap pertama ,kedua, pelataran trap ketiga ini juga dibagi dua oleh jalan setapak yang terbuat dari batu. Jalan batu di tengah pelataran candi ini langka ditemui di candi-candi pada umumnya. Model jalan seperti itu hanya ada di “bangunan suci” prasejarah dalam budayaMegalithik
Secara keseluruhan, mengunjungi objek wisata Candi Sukuh memberikan pandangan baru akan bentuk candi maupun relief-reliefnya yang tidak lazim seperti layaknya candi-candi lain di pulau jawa. Tentunya hal ini merupakan bukti yang menunjukkan bukti akan kekayaan budaya bangsa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA
Drs. S.Soetarno. 1986. Aneka Candi Kuno di Indonesia. Semarang: Dahara Prize.
Asmadi, Suwarno. Soemadi, Haryono.2004. Candi Sukuh Antara Situs Pemujaan dan Pendidikan Seks. Surakarta: C.V.Massa Baru.
John Miksic. 2002. Sejarah Awal. Jakarta: PT. Widyawara.
Nugroho, dkk. 1993. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta : Balai Pustaka.
I Gusti Made Widia. 1985. Adi Parwa Seri Mahbarata.
Widyatmanta. 1958. Adiparwa.________
Website :
id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh
http://kabutinstitut.blogspot.com/2009/02/eksplorasi-candi-sukuh.html

Sejarah Pembalut Wanita

Dimulai dari zaman Mesir Kuno, orang Mesir kuno sudah mengenal pembalut yang pada saat itu masih terbuat dari daun papyrus
yang dilembutkan dan bentuknya seperti tampon. Lalu berkembang di Yunani kuno dengan menggunakan bahan kapas halus dan dan dibungkus kayu kecil.
Berbagai macam bahan yang digunakan untuk pembalut wanita seperti rumput kering , wol, kapas, kain bekas, maupun serat sayuran. Bentuknya yiaitu dimasukan kedalam kantong dan diselipkan di antara kedua kaki.
Pada tahun 1867 ditemukan menstrual cup (mangkuk menstruasi). Mangkuk ini diletakan kedalam kantong kain yang dihubungkan dengan belt yang diikat di pinggang. Pada saat itu, wanita tidak menggunakan apa-apa dibalik roknya, sehingga jika sedang menstruasi, mereka memakai pembalut tersebut.
Pada tahun 1876, bahan dari mangkuk menstruasi tersebut diganti bahannya menjadi bahan karet yang memungkinkan dapat menampung darah haid, lalu terus mengalir melalui selang menuju ke kantong penampungan yang digunakan diluar badan. Namun, yang menggunakan menstrual cup hanya orang-orang tertentu saja. Orang miskin masih menggunkan kain yang bisa dicuci sehingga bisa dipakai berulang kali, karena mereka tidak sanggup membeli menstrual cup.
Barulah pada perang dunia pertama, cikal bakal disposable pads (pembalut sekarang ini) ditemukan. Seorang perawat Perang Dunia pertama, ketika itu mereka menyadari bahwa pembalut yang mereka gunakan untuk membalut luka tentara ternyata bisa mereka gunakan ketika haid. Lalu pada tahun 1900-an, disposable pads dibuat.
Kotex adalah brand pertama untuk pembalut yang dilaunched di Amerika pada tahun 1920.
Inovasi pun terjadi. Pada tahun 1960-an, pembalut yang menggunakan belt mulai digantikan dengan pembalut yang menggunakan lem. Lem tersebut berfungsi untuk menahan pada bagian bawah celana dalam. Bahannya pun diganti, yang awalnya memakai bahan wood fiber dan cotton fiber, hingga bahan-bahan lainnya seperti jel.
Sampai sekarang, inovasi pembalut wanita terus dilakukan, yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan wanita.

Tuesday, March 13, 2012

Etnis Cina Lasem


Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya majemuk. Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terbagi-bagi dalam sub-sub sistem yang berdiri sendiri-sendiri dan terikat kedalam ikatan primordial. Keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat dilihat dari etnis, agama, adat-istiadat, dan lain sebagainya. Etnis Tionghoa adalah salah satu bagian dari keanekaragaman penduduk Indonesia. Etnis Tionghoa atau lebih dikenal sebagai orang Cina sampai sekarang ini merupakan kaum minoritas. Namun demikian, kaum ini memiliki peran aktif dan berhasil dalam perekonomian Negara Indonesia.
Orang Cina pertama kali datang ke Indonesia adalah para pendeta agama Budha yaitu Fa Hien dan Hwui Ning, mereka singgah di pulau Jawa. Namun pada waktu itu, tidak ada orang Cina yang tinggal di pulau Jawa. Ketika orang-orang Fuhien dari Canton pergi ke pulau Jawa untuk mencari rempah-rempah, mereka banyak menetap di daerah pelabuhan pantai utara jawa.
Kedatangan orang-orang Cina ke pulau Jawa dapat diketahui dari perjalanan yang dilakukan oleh Laksamana Cheng Ho ke berbagai wilayah di pulau Jawa pada awal abad ke-14. Kapal-kapal yang berlayar berasal dari negara-negara asing, termasuk Cina yang mendarat di Tuban, Gresik, dan Majapahit. Pada masa itu, Lasem termasuk bagian dari kekuasaan Majapahit. Hal ini menyebabkan Lasem menjadi tempat tinggal bagi beberapa orang Cina yang bekerja sebagai penjaga gerbang, orang sampan, maupun pedagang-padagang.
Lasem merupakan sebuah kota kecil di pesisir utara Jawa Tengah yang terletak diantara kota Rembang dan Tuban. Lasem mempunyai sejarah panjang tentang perkembangan etnis Cina. Di sinilah bangsa Cina pertama kali mendarat di pulau Jawa. Lasem, sesungguhnya merupakan Tiongkok berskala kecil.
Kedatangan orang Cina di Jawa, terutama di Lasem dan beberapa tempat lain di wilayah ini melahirkan kebudayaan baru. Kebudayaan ini merupakan intisari dari adat-istiadat Cina yang kemudian diadopsi menjadi adat daerah yang tidak luntur dari budaya Tionghoa sendiri. Masyarakat Cina di wilayah Jawa terutama di Kecamatan Lasem lebih membaur dibandingkan dengan masyarakat Eropa. Hal ini dipengaruhi oleh komunikasi yang baik dari masyarakat lokal dengan masyarakat Tionghoa sendiri. Masyarakat Jawa menganggap masyarakat Cina sebagai pedagang yang ulet dan terampil sehingga banyak pedagang lokal yang meniru cara berdagang masyarakat Cina.
Para imigran Cina yang telah menetap selama lebih dari dua atau tiga generasi dan berbaur dengan penduduk setempat menjadi terbiasa dengan bahasa dan adat-istiadat dimana mereka berada. Para imigran Cina yang telah berbaur dengan penduduk setempat tersebut kemudian mempunyai perhatian yang cukup besar pada kebudayaan lokal dan perkembangan perekonomian daerah dimana mereka menetap. Hal tersebut dapat tercermin dalam berbagai aspek kesenian Jawa. Pengaruh dalam kesenian Jawa tampak jelas pada seni batik, khususnya pola dan ragam hias dan warna yang digunakan, seperti dapat dijumpai pada batik Cirebon, Pekalongan, dan Lasem. Sejumlah orang Cina yang berasal dari keluarga Cina yang telah cukup lama menetap dan berbaur di Jawa, kemudian ada yang berkembang menjadi ahli seni dan pelindung kesenian Jawa, bahkan ada dari mereka yang terjun menjadi penulis jawa.
Gelombang migrasi orang-orang Cina yang ke Indonesia meningkat pesat sejak abad ke-19. Seiring perkembangan jaman, dikarenakan adanya pembagian stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ras, maka keberadaan etnis Cina di Indonesia membentuk suatu kelompok masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan yang disebut “ kampung pecinan “. Etnis Cina di kawasan pecinan Lasem mempunyai keunikan, karena memiliki kebudayaan, kepercayaan, dan agama yang berbeda dengan masyarakat pribumi atau Jawa, Namun mereka dapat hidup berdampingan secara harmonis tanpa ada perselisihan
Dalam pembaurannya masyarakat Cina di Lasem sangat menghormati adat-istiadat penduduk asli, begitu juga hal yang sama dilakukan penduduk asli sehingga terjalinnya hubungan yang baik antara etnis Cina di Lasem dan penduduk asli.

eksotisme candi cetha


Indonesia memasuki periode sejarah setelah memperoleh pengaruh dari India. Periode sejarah kebudayaan Indonesia yang oleh banyak penulis dinamakan sebagai periode klasik ditandai oleh ciri-ciri Hindu atau Budha pada peninggalan purbakalanya. Ciri-ciri ini ditemukan antara lain dalam arsitertur candi dan arca yang berkaitan dengannya, penggunaan bahasa sansekerta dalam banyak prasasti dan ketaatan pada prosodi India.

Agama Hindu dan Budha tidak diperkenalkan pada bangsa Indonesia melalui paksaan atau penjajahan. Sedyawati mengungkapkan bahwa peristiwa-peristiwa budaya dan agama, pengenalan bahasa sansekerta untuk menulis dan penerimaan mitologi Budha dan Hindu bukanlah bidang para saudagar. Kemungkinan lebih besar terdapat pada peranan pangeran-pangeran yang berkuasa di kerajaan-kerajaan kecil di Indonesua dipengaruhi oleh para pendeta dari India. Pendeta-pendeta itu bertanggung jawab atas pengenalan suatu agama yang memungkinkan Raja mengidentifikasikan dirinya dengan dewa atau Bodisatwa sehingga memperkuat kekuasaannya.
Candi merupakan suatu bangunan kuno yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan. Candi digunakan oleh umat Hindu dan Budha, yang awalnya merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah para raja yang telah meninggal. Pada perkembangan selanjutnya candi berkembang sebagai tempat bersembahyang untuk menyembah dewa dan menghormati raja yang telah meninggal.Antara abad ke-7 sampau 15 M, ada ratusan bangunan keagamaan yang didirikan dari batu bata (terakota) dan batu andesit. Bangunan inilah yang kita kenal dengan nama candi .

Candi berasal dari kata candika, nama lain dari dewi kematian, istri siwa Candika merupakan kepanjangan dari kata Candikargha yang artinya tempat kediaman dari istri Siwa. Candi sering dihubungkan dengan kematian, karena berkaitan dengan kematian Dewi Kematian, sehingga candi ini digunakan untuk menghormati raja yang telah meninggal dunia. Bagi agama Hindu, candi didirikan untuk dipersembahkan kepada setiap dewa Hindu. Ciri Hindu yang melekat pada candi adalah terdapat perigi sebagai meletakkan peti atau wadah abu jenazah. Di atas abu dan persembahan diletakkan simbol suci, yakni lingga-yoni.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memperoleh pengaruh luas agama Hindu. Pengaruh Hindu di Indonesia terutama terdapat pada arsitektur bangunan candi. Selain dianggap suci, candi digunakan sebagai tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Fungsi candi kemudian berkembang menjadi tempat sembahyang memuja dewa dan menghormati para raja yang telah meninggal.
Candi Cetha merupakan salah satu candi yang dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahan Raja Brawijaya V. Konon, nama Cetha, yang dalam bahasa Jawa berarti "jelas", digunakan karena dari Dusun Cetha orang dapat dengan jelas melihat ke berbagai arah. Ke arah utara terlihat pemandangan Karanganyar dan Kota Solo dengan latar belakang Gunung Merbabu dan Merapi serta, lebih jauh lagi, puncak Gunung Sumbing. Ke arah barat dan timur terlihat bukit-bukit hijau membentang, sedangkan ke arah selatan terlihat punggung dan anak-anak Gunung Lawu
Untuk bisa mengetahui isi dari Candi Cetha diperlukan pemahaman yang luas agar bisa menghayati isi setiap relief di Candi Cetha. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman penafsiran
Sampai saat ini candi cetha masih digunakan sebgai tempat sembahyang bagi sebagian penduduk dan pemeluk agama hindhu pada waktu tertentu untuk mengetahui fungsi candi cetha secra detail.