Tuesday, March 13, 2012

eksotisme candi cetha


Indonesia memasuki periode sejarah setelah memperoleh pengaruh dari India. Periode sejarah kebudayaan Indonesia yang oleh banyak penulis dinamakan sebagai periode klasik ditandai oleh ciri-ciri Hindu atau Budha pada peninggalan purbakalanya. Ciri-ciri ini ditemukan antara lain dalam arsitertur candi dan arca yang berkaitan dengannya, penggunaan bahasa sansekerta dalam banyak prasasti dan ketaatan pada prosodi India.

Agama Hindu dan Budha tidak diperkenalkan pada bangsa Indonesia melalui paksaan atau penjajahan. Sedyawati mengungkapkan bahwa peristiwa-peristiwa budaya dan agama, pengenalan bahasa sansekerta untuk menulis dan penerimaan mitologi Budha dan Hindu bukanlah bidang para saudagar. Kemungkinan lebih besar terdapat pada peranan pangeran-pangeran yang berkuasa di kerajaan-kerajaan kecil di Indonesua dipengaruhi oleh para pendeta dari India. Pendeta-pendeta itu bertanggung jawab atas pengenalan suatu agama yang memungkinkan Raja mengidentifikasikan dirinya dengan dewa atau Bodisatwa sehingga memperkuat kekuasaannya.
Candi merupakan suatu bangunan kuno yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara keagamaan. Candi digunakan oleh umat Hindu dan Budha, yang awalnya merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah para raja yang telah meninggal. Pada perkembangan selanjutnya candi berkembang sebagai tempat bersembahyang untuk menyembah dewa dan menghormati raja yang telah meninggal.Antara abad ke-7 sampau 15 M, ada ratusan bangunan keagamaan yang didirikan dari batu bata (terakota) dan batu andesit. Bangunan inilah yang kita kenal dengan nama candi .

Candi berasal dari kata candika, nama lain dari dewi kematian, istri siwa Candika merupakan kepanjangan dari kata Candikargha yang artinya tempat kediaman dari istri Siwa. Candi sering dihubungkan dengan kematian, karena berkaitan dengan kematian Dewi Kematian, sehingga candi ini digunakan untuk menghormati raja yang telah meninggal dunia. Bagi agama Hindu, candi didirikan untuk dipersembahkan kepada setiap dewa Hindu. Ciri Hindu yang melekat pada candi adalah terdapat perigi sebagai meletakkan peti atau wadah abu jenazah. Di atas abu dan persembahan diletakkan simbol suci, yakni lingga-yoni.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memperoleh pengaruh luas agama Hindu. Pengaruh Hindu di Indonesia terutama terdapat pada arsitektur bangunan candi. Selain dianggap suci, candi digunakan sebagai tempat menyimpan abu jenazah raja yang telah meninggal. Fungsi candi kemudian berkembang menjadi tempat sembahyang memuja dewa dan menghormati para raja yang telah meninggal.
Candi Cetha merupakan salah satu candi yang dibangun pada zaman Kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahan Raja Brawijaya V. Konon, nama Cetha, yang dalam bahasa Jawa berarti "jelas", digunakan karena dari Dusun Cetha orang dapat dengan jelas melihat ke berbagai arah. Ke arah utara terlihat pemandangan Karanganyar dan Kota Solo dengan latar belakang Gunung Merbabu dan Merapi serta, lebih jauh lagi, puncak Gunung Sumbing. Ke arah barat dan timur terlihat bukit-bukit hijau membentang, sedangkan ke arah selatan terlihat punggung dan anak-anak Gunung Lawu
Untuk bisa mengetahui isi dari Candi Cetha diperlukan pemahaman yang luas agar bisa menghayati isi setiap relief di Candi Cetha. Ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman penafsiran
Sampai saat ini candi cetha masih digunakan sebgai tempat sembahyang bagi sebagian penduduk dan pemeluk agama hindhu pada waktu tertentu untuk mengetahui fungsi candi cetha secra detail.

No comments:

Post a Comment